Senin, 22 Oktober 2007

JAKARTA IBU KOTA MACEPOLITAN ...

Jakarta bergeliat lagi. Setelah sepekan lengang bertepatan dengan libur Lebaran, Ibu Kota kembali berdenyut. Jalan-jalan protokol di Jakarta mulai macet. Aduh..aduh...ini yg membuat sebagian besar warganya Fauzi Bowo stress.

Kemacetan emang udah menjadi santapan rutin dan momok menyeramkan bagi warga Jakarta. Tapi, pas H-3 sampai H+5 Idul Fitri, Jakarta ibarat kota mati. Lalu lintas lancaaar. Situasi itu yg gue suka.

Ke mana penduduk Kota Metropolitan? Sebagian besar penghuninya mudik. Tradisi tiap tahun sebelum hingga sesudah Lebaran. MEnapak tilasi masa-masa kecil di kampung halaman. Termasuk hari pertama dan kedua Idul Fitri pas gue bertugas di kantor SCTV, arus sepiii. Cuman siangnya agak padat, soalnya orang-orang yg gak pulang kampung, serempak keluar rumah buat silaturahmi. Perjalanan yg lazim gue tempuh dari Depok 1,5 jam, ketika hari-hari senyap Jakarta hanya perlu waktu 45 menit.

Kesunyian Jakarta mendadak berubah ramai dan padat pagi tadi. Jalur Warung Buncit-Mampang yg sering gue lewatin menuju SCTV di Gatot Soebroto macet..cet..cet...EMang seh ada yg bilang kemacetan hari ini belum separah hari kerja biasanya (buta kale tuh manusia), tapi yg namanya macet udah bikin gue bete. Gue yakin orang lain sependapat.

Coba masyarakat dari desa gak usah balik lagi ke Ibu Kota, mungkin Jakarta gak akan macet. Harapan tinggal kenangan. Pemudik kian bertambah banyak. Mereka justru bawa buntut dengan dalih hendak mengadu nasib di Kota Metropolitan. Para kaum pendatang sebenarnya juga punya hak meraih kehidupan yg lebih baik di kota Besar. Sungguh dilematis, kapan ya Jakarta bebas macet ???

Jumat, 12 Oktober 2007

Ramadhan Will Never End

Sedih sekaligus senang. Perasaan itu yang sekarang gue rasakan. Kenapa sedih? mungkin ini terdengar agak aneh.. gue sedih karena akan berpisah dengan bulan Ramadhan. Yups Ramadhan, bulan yang gue yakini penuh dengan keagungan, rahmah, dan ampunan tak kurang dari 24 jam akan pergi. Orang lain barangkali menganggap hal ini sebagai sesuatu yang lumrah. Sekarang pergi, tahun depan juga bakal ada lagi. Begitu seterusnya...Bahkan pas awal puasa, banyak orang yang buru-buru ingin menyudahi Ramadhan.
Kesedihaan di malam terakhir Ramadhan ini udah ada sejak gue TK. Padahal kayaknya baru kemarin gue mengawali Ramadhan dengan tarawih dan puasa. Seolah baru kemarin juga gue nulis blog soal Welome Back Ramadhan.

Bagi gue Ramadhan ini berbeda dari sebelumnya. Gue menghabiskan separuh Ramadhan dengan berkutat sama pekerjaan di kantor. Dan gara-gara keseringan di kantor itu gue TEpar ketika Ramadhan tersisa seminggu. Gue terserang demam, batuk, dan flu. Alhasil, gue batal puasa tiga hari. Termasuk hari ini. Itu juga yang menambah kesedihan gue. Tak mampu menamatkan Ramadhan dengan sempurna. Apalah daya, manusia berencana, Tuhan tetap Sang Penentu. Gue harap ada berkah positif yang gue dapat dari semua ini. Aamiiin.

Senang...Kenapa Senang? ya tentunya selepas Ramadhan miliaran umat muslim akan merayakan kemenangannya, Idul Fitri. Masyarakat kita mengenalnya sebagai Lebaran. Memang di Hari Raya ini umat Islam pantas bergembira. Terlepas mereka menjalankan ibadah selama Ramadhan dengan sungguh-sungguh atau tidak.

Pengalaman baru yang bakal gue dapat di Lebaran tahun ini adalah gue gak melaksanakan sholat Ied sama keluarga. Gue kembali dipertemukan dengan kerjaan. Iya, Lebaran pertama kali dalam hidup gue di kantor. Dan besok pagi gue akan sholat Ied di Hotel Kartika Chandra yang notabene bersebelahan dengan kantor gue, SCTV.

Phewww... apalagi niy yang bakal gue rasakan. Gue kembali berharap semoga ini semua ada berkah positif yang gue terima.Aamiiin. Satu hal yang pasti, gue tetap menjadikan Ramadhan ada terus setiap detik. Kalupun ada yang berpegang Ramadhan selalu hadir setiap tahun, gue mohon semoga bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya. RAMADHAN WILL NEVER END